Tren
Perkembangan Media Sosial untuk Pemasaran Digital
Strategi media sosial untuk memenangkan pemasaran digital /
Freepik
Media sosial masih menjadi platform yang sangat menarik untuk
dieksplorasi dalam kaitannya dengan bagaimana brand atau publisher mengembangkan
kanal pemasaran melaluinya. Namun banyak diakui, ada banyak tantangan yang
harus dipecahkan, baik dari sisi penyesuaian dengan platform ataupun audience.
Pasalnya Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar di sini, seiring
dengan pertumbuhan adopsi internet dan smartphone.
Chief of
Strategy Socialbakers Moses Velasco secara khusus membagikan pandangannya
tentang bagaimana tren media sosial untuk pemasaran yang ada saat ini. Melihat
perkembangannya di Indonesia, Moses menuturkan bahwa adopsi yang sangat luas
dari media sosial membuat konsumen beralih menjadi mobile-centric
consumer. Sederhananya semua kini menjadi consumable di platform
mobile apps.
Implikasinya brand dan publisher harus
jeli dengan strateginya merangkul audience yang ditargetkan.
Moses melihat bahwa generasi Y masih menjadi salah satu pangsa pasar konsumer
terbesar, dengan tren mobile yang disebutkan hal terpenting
yang perlu diperhatikan untuk memenangkan pangsa pasar di media sosial
adalah brand. Misalnya dengan mengilhami konteks bahwa generasi Y
lebih menyukai konten visual ketimbang teks.
Pergeseran
konsumsi konten tersebut ditunjukkan Moses dengan menyuguhkan data tentang
tren engagement di Twitter yang cenderung terus menurut.
Pasalnya Twitter memang media sosial yang fokus utamanya menyampaikan informasi
dan konten dalam bentuk teks.
Mengoptimalkan
capaian kampanye media sosial
Moses Velasco
mengatakan untuk memenangkan kampanye pemasaran di media sosial ada dua hal
yang harus diperhatikan oleh para brand dan publisher.
Pertama ialah harus benar-benar mengetahui siapa audience yang
ditargetkan secara mendetail. Dengan mengetahui audienceakan
mempengaruhi bagaimana strategi yang akan digencarkan pada tahapan-tahapan
berikutnya. Media sosial sendiri sudah sangat terfragmentasi, dengan
karakteristik pengguna yang sangat beragam.
Lalu yang kedua
setelah memahami siapa audience yang dituju ialah menentukan
strategi konten dan paltform yang digunakan. Ini didasarkan pada karakteristik
audience tadi. Sebagai contoh para brand saat ini gencar
menyasar pangsa pasar generasi millennials. Karakteristiknya mereka
lebih suka menikmati konten visual berupa gambar atau video pendek. Platform
media sosial yang mengakomodasi kebutuhan tersebut, seperti Instagram atau
Snapchat lalu bisa dipilih untuk penyebaran konten.
Berbicara
tentang millennials salah satu yang tak kalah populer adalah
platform Live Video atau Story. Menurut Moses platform ini dapat dimanfaatkan
sebagai upaya melakukan pendekatan dengan audience. Namun saat
dihubungkan tentang peran media sosial sebagai platform pemasaran, memang akan
masih banyak hal yang perlu digalakkan. Platform live videoprinsipnya
masih sama, menyebarkan informasi dengan prinsip one-to-many broadcast,
hanya saja ada keuntungan berupa interaksi secara langsung yang ditawarkan.
Selain itu
komputasi pintar seperti yang ditawarkan teknologi Artificial Intelligence (AI)
menurut Moses juga akan menjadi bagian penting dalam membantu pemasaran digital
melalui media sosial. Algoritma yang diterapkan selalu berusaha untuk membantu
pengguna melakukan analisis dan mendapatkan hasil yang lebih sesuai
dengan engagement yang diharapkan. Model komputasi cerdas ini
juga yang ditawarkan layanan Social Media Optimization (SMO) seperti
Socialbakers.
SMO mencoba
memetakan dan menganalisis data sehingga didapat sebuah hasil berupa tindakan
yang perlu dilakukan, pangsa pasar mana yang ditargetkan, serta pendekatan
konten seperti apa yang perlu dilakukan. Intinya SMO memastikan tindakan
pemasaran yang dilakukan melalui media sosial menjadi lebih terukur dan
memiliki capaian yang bisa diproyeksikan.
0 komentar:
Posting Komentar